Senin, 04 Oktober 2010

The King On Writing





















...and everyone can have a self esteem to write on a blank paper. Serius, i'm not joking around, siapapun yang membaca buku berjudul On Writing yang ditulis oleh maestro novel fiksi menegangkan dengan bumbu horor, Stephen King, ini maka akan mendapat pencerahan bahwa menulis itu sungguh sangat menyenangkan, dan bisa dilakukan jika kita benar-benar serius dan percaya diri untuk menggoreskan pena/menekan tuts kompie.

Diterbitkan Qanita, salah satu imprint dari kantor saya, nih buku malah jarang banget terlihat di toko-toko buku. Entah kenapa yah, buku ini sebenarnya keren banget dan sangat menyenangkan untuk dibaca. Hentikan pretensi bakal dibosankan oleh aturan, norma, dan apapun itu tentang ilmu menulis sebuah kisah. Malah pengalaman hidup King sejak ia kecil, bujangan, sampai menikah, yang penuh kisah unik, kocak, hingga dramatis (nyaris mati ketabrak mobil), bikin para pembaca lebih terhanyut meresapi wejangan King tentang menulis.

Serunya, dari buku ini, gaya King dalam pandangannya tentang dunia tulis menulis pun sangat liberal (pas nggak yah haha). Ia menganggap bahwa penulis tidak bisa terpenjara oleh kekakuan gaya menulis. Beberapa pandangannya tersebut bisa dipertanggungjawabkan karena ia juga eks dosen sastra, eks pemred koran ilegal di kota kecilnya, dan penulis best seller belasan karyanya.












Beberapa nukilan dari buku ini sempat direview oleh mas Hernowo, editor senior Mizan, dengan menyebut buku ini bagai membaca sosok King yang unik dan tak terduga dalam novel-novelnya. Bahkan, opa Remy Silado dalam pengantar On Writing edisi Indonesia menyebutnya sebagai buku yang belum pernah ada dalam jagad raya buku di negeri ini.

Beberapa petuah menarik dari King untuk kita yang mau menulis, misalnya

“Engkau bisa mendekati aksi menulis dengan kegelisahan, kegembiraan, harapan, atau bahkan keputusasaan—perasaan bahwa kau tidak dapat sepenuhnya menuangkan ke atas kertas apa yang ada di dalam pikiran dan hatimu,” tulis King.

“Engkau bisa sampai pada aksi itu dengan tinju terkepal,” lanjut King, “dan mata menyipit, siap untuk menendang pantat dan mengumpat-umpat. Engkau bisa sampai ke sana sebab kau ingin seorang gadis menikahimu atau karena kau ingin mengubah dunia.”

“Ke sanalah dengan cara apa pun TETAPI JANGAN SEENAKNYA. Biar kutekankan lagi: KAU TIDAK BOLEH SEENAKNYA MENDEKATI SELEMBAR HALAMAN KOSONG.


Keren kan? Kisah hidupnya yang penuh warna turut membantu siapapun yang membaca buku ini untuk bisa lebih memahami dunia tulis menulis dari kacamata yang berbeda. Sekali lagi, ia terus mengingatkan siapapun yang hendak menulis harus terlebih dahulu memiliki nyali dan hati bersih alias memaknai dunia menulis sebagai sesuatu yang privat, pribadi, dan juga tulus.

”Menulis bukanlah untuk mencari uang, menjadi terkenal, mendapat teman kencan, menjadi mapan, atau memperoleh banyak teman. Pada akhirnya, menulis adalah untuk memperkaya hidup orang-orang yang akan membaca karyamu dan meperkaya hidupmu sendiri pula. Tujuannya adalah bangkit, sembuh, dan mengatasi keadaan. Menjadi bahagia, oke? Menjadi bahagia.”

So, i guess, buku ini bisa menjadi pilihan terbaik bagi mereka yang ingin mencoba tantangan menulis apapun itu, dimanapun, dan kapanpun! Jika sulit mencarinya, just contact me, okay, kabarnya masih ada beberapa kopi On Writing di gudang penyimpanan hehehe

the cemented minds - akhirnya sebuah 'hadis' untuk menulis yang layak ditiru dan diteladani!
star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar