Sabtu, 09 Oktober 2010

Furious October on Smashing Pumpkins and Lightning Seeds


Bulan Oktober 2010 seharusnya menjadi bulan terindah bagi saya. Bayangkan dua band legendaris yang saya begitu idam-idamkan sejak lama, yakni Lightning Seeds dan Smashing Pumpkins siap beraksi secara live di Jakarta! Terbayang nostalgia indah bakal saya alami selama menonton konser dua band ini yang hanya selang semingguan saja.

Tapi tak selamanya bayangan indah itu bisa menjadi kenyataan yang indah pula.

Dus, tiket terbeli, pre-sale, via online dan beli di toko musik dibilangan Pondok Indah. Tanggal 2 Oktober, Lightning Seeds menjadi salah satu penampil utama di Embassy Playground, kompleks GBK Senayan.

Saya sampai di gerbang Senayan, jam 8 lebih, kok sayup-sayup terdengar.....lagu Lightning Seeds??? Arghh...ternyata mereka bermain lebih awal dari dugaan saya. Buru-buru parkir motor, dan berlari ke pintu masuk acara. Ups, ternyata saya harus tuker dengan tiket asli di booth. Heh?

Oke..saya tukar, ternyata mengular panjang antreannya. Terpikir ini mungkin yang beli ditempat, saya ke salah satu booth. Ups! ternyata salah, ini untuk tuker undangan, dan yang antri kayak ular naga itulah yang harus disambangi, Heh?? Baiklah, meski Lightning Seeds sudah naik panggung dengan beberapa lagu dan saya harus kena birokrasi tiket yang aneh.

Ketimbang antri dari belakang, saya pepet di depan. Beberapa orang tampak rusuh dan marah-marah. Ternyata proses penukaran tiket oleh si rajanya karcis, begitu kacrut.

proses: kasih tanda bukti-diketik input-discan-dicek KTP-dikasih tiket

Gila! Sementara LS sudah main 6 lagu lebih, panitia tiket masih saja berkutat dengan proses itu. Semua orang menggila, termasuk saya! Teriak sumpah serapah, sampai akhirnya panitia memutuskan cukup tanda bukti, langsung dikasih tiket. WTF! Kenapa nggak dari awal? Apa gak bisa berkaca dari JRL yang sediakan 3 alat scan, dan langsung bisa validasi tiket?


Tiket pun didapat, langsung lari ke dalam sambil teriak sumpah serapah. Gak peduli sama penjaga, langsung lari ke tengah lapangan dimana LS sudah memainkan lebih dari 7 lagu. Meski gundah luar biasa, namun melihat Ian Broudie dan bandnya, cukup mengobati kekesalan. Alhamdulilah, lagu seperti Pure, Sugar Coated Iceberg, Life of Riley, dan Three Lions, bisa dinikmati. Saya pun berjoget indies hingga tuntas ha ha ha

Kekesalan pasca konser LS pun mereda beberapa hari kemudian. Maklum, seminggu kemudian, The Smashing Pumpkins bakal mengisi acara Javarockinland pada hari Jumat. Wow, Billy Corgan dan rekan mampir ke Jakarta, betul-betul tak terbayangkan sama sekali, thanks a lot Peter Gontha!!

So, bersama kompatriot saya, kami menyewa motor ojek pada hari Jumat agar bisa lebih cepat ke lokasi. Meski sore harinya Jakarta dibasahi hujan tiada henti, kami pun berangkat di antara tirai rintik-rintik gerimis. Sepanjang perjalanan kami terus berbincang setlist apa yang akan dibawakan mas Corgan (asa kami, 1979 dan beberapa lagu dari era Mellon Collie dan Siammese Dream)

Sesampai di lokasi acara, Festival Ancol, sekitar jam 9 malam, cek tiket untuk discan, dan kami bergegas ke main stage dan melihat Datarock beraksi. Penampilan yang seru dari mereka, begitu interaktif dan atraktif bersama penonton. Bahkan pemain saksofon sekaligus kibor mereka, stagediving diantara penonton. Saya cuma ingat satu lagu hits mereka, FAFAFA, dan terkejut ketika mereka membawakan lagu lawas dari film Dirty Dancing, Time of My Life!

Usai Datarock, kami pun beringsut mundur dan duduk di tepian jalan untuk menunggu persiapan Smashing Pumpkins di panggung. Setengah jam menanti, kami beranjak mendekati panggung yang sudah disemuti penonton. Jarak antara kami dan panggung sekitar 50 meteran lah, cukup dekat.

Sejam kemudian, munculah sang band idola, gemuruh teriakan penonton bergema. Tanpa babibu, lagu Today langsung dihajar! Arggghh, saya dan teman langsung menggila dan berloncatan bersama puluhan ribu penonton. Beberapa lagu lawas seperti Tonight Tonight, Stand Inside Your Love, sampai Bullet with Butterfly Wings. Nah, pas lagu terakhir ini, semua penonton menggila, moshing dan stagediving! Sicck!!!


Beberapa lagu baru dari album Zeitgist turut dimainkan, dan saya juga sedikit kurang mudeng, karena lebih akrab dengan album-album klasiknya. Sekitar sejam , selepas lagu terakhir (saya lupa yah..judulnya apa, mungkin lagu barunya), tiba-tiba Corgan cs ucap Thank You dan undur diri. Hemm..santai, bakal ada encore, dan saya pun teriak-teriak We Want More.

15 menit berlalu, sementara penonton yang berteriak encore tampak tak kompak, dan agak malas-malasan. Tiba-tiba kru langsung mengemasi peralatan di atas panggung. Walah...apa ini? Mungkin trik saja kali yah.. Ternyata tidak oh tidak! Smashing Pumpkins telah usai.

Arghhh! Sebagian besar penonton tampak kecewa, dan berteriak-teriak. Beberapa lainnya yang masih yakin acara tetap berlangsung, tak beranjak pergi dan berusaha berteriak memanggil Corgan cs. Alamak, ternyata betul-betul telah usai...lagu favorit saya seperti 1979, Perfect, atau Quiet, gagal didengar!

Nelangsa? Pastinya..Beberapa rumor berkembang kenapa tak ada encore, mulai dari si Corgan kabarnya bete karena lagu Indonesia Raya dinyanyiin sebagai pembuka Smashing Pumpkins, sehingga Corgan tiba-tiba memainkan Star Spangled Banner secara instrumental, sampai si basis bete karena dicium vokalis the Vines (yang ini pasti kabar tipu abis hahaha)

Yah, saya sih mencoba tetap bersyukur Corgan mau hadir di negeri ini, meski kesal saja dia pergi tanpa basa-basi. Saya cuma penasaran saja, ada apa ini! Karena saat kru mereka mempersiapkan panggung, saya melihat salah satu kru mempersiapkan gitar akustik di panggung...instrumen yang biasa dipakai Corgan untuk 1979 secara live.

Dugaan saya, pasti ada yang salah ketika saat Corgan cs pergi dari stage, teriakan para penonton untuk we want more tak kompak, seperti gak antusias, hanya penonton yang gila dengan Smashing Pumpkins rasanya yang teriak-teriak we want more...males-malesan? Mungkin saja gara-gara itu Corgan berubah pikiran? Who knows..

Dan sampai setengah jam, penonton pun sudah meninggalkan stage, dan beberapa puluh orang masih pada posisi yang sama, termasuk saya dan teman, berharap ada keajaiban. Ah...patah hatilah, aksi mereka sudah selesai dan beberapa kru mereka bahkan telah mematikan ampli-ampli rak Corgan dan Schroeder.

Berusaha menata perasaan, saya dan teman memilih balik kanan, sambil meracau kenapa Corgan seperti itu...Yah, manusiawi dong, kalau salah seorang fan berkeluh kesah, toh bukan berarti tak ada rasa bersyukur Smashing Pumpkins bisa nongol disini hahaha

but still, please Corgan!!! if you only know how fucked up we are with the scarcity of great alternative band concert held here....Seingat saya, konser rock alternative terbaik di negeri ini adalah ketika Suede, lalu Foo fighters, Sonic Youth dan Beastie Boys, sudah itu saja..dan ketika Smashing Pumpkins beraksi, maka lengkaplah dahaga hati kami. But thanks for coming here, hope one day, an encore, dont forget that when you put some action again here!

(photos: Lighting Seeds by my good pal, Mahdesi, Smashing Pumpkins from Tribunnews-Danny)








2 komentar:

  1. berbekas di hati bonus ngomel-ngomel, ya..

    BalasHapus
  2. hahaha :P gak ngomel kok, cuma keluh kesah kecil saja hahaa sopo iki, kopi ngantuk ini?

    BalasHapus