Sabtu, 12 Juni 2010
Merasakan 9 Dari Nadira
Kematian ibunya telah mengisolir Nadira dari segala hal yang telah menjadi warna hidupnya. Ia berubah menjadi begitu kelam, sehingga tak ada seorangpun yang bisa meraihnya kembali dari sudut hatinya yang muram.
Dari sebuah kolong meja yang dingin, hatinya melintasi berbagai letupan, dan tak ada yang bisa membangunkannya dari kegalauan. Ia bernafas dengan kegetiran sebagai seorang anak, jurnalis, istri, hingga kekasih yang terkhianati.
Secuil sinopsis diatas, berasal dari buku kumpulan cerpen berjudul 9 dari Nadira, karya Leila S. Chudori. Terdiri dari sembilan cerpen yang membentuk satu kisah dengan tokoh sentral Nadira. Betul-betul mengesankan hati.
Perkenalan saya dengan karya mbak Leila, memang berawal dari rilisan ulang kumpulan cerpennya, berjudul Malam Terakhir, kumpulan cerpen luar biasa dari beberapa dekade. Gara-gara itulah, saya langsung menyambar karya terbarunya ini dari rak buku di toko buku untuk dibeli. Entah kenapa, saya suka sekali dengan gaya jurnalis senior majalah Tempo ini ketika merangkai sebuah kisah cerita di kedua karyanya tersebut.
Sebagai pembaca awam, dan juga newbie untuk baca-baca novel :P kesan pertama saya kepada beliau melalui bukunya ini, ketika mengemas kegetiran dengan begitu indah tanpa berbunga-bunga penuh air mata. Termasuk ketika ia menampilkan hasrat dan gairah percintaan dengan begitu artistik dan sastrawi, tanpa harus bertelanjang kata-kata nan vulgar.
Dan terasa lengkaplah, ketika saya bertemu dengan mbak Leila di sebuah mall berdiskusi berbagai hal untuk urusan kantor saya. Seru sekali ngobrol sampai tiga jam lebih, termasuk mendengarnya yang terkaget bahwa 9 dari Nadira yang tergolong buku dewasa, juga digandrungi remaja-remaja. "Kata mereka, duh, tante hebat deh, emo banget bukunya!" ujar ibu satu anak ini.
Apapun itu, 9 dari Nadira sungguh membuai saya di setiap babaknya. Dan andai sosok Nadira itu ada, tak sungkan saya ulurkan tangan untuk menghapus mendung yang meronai kelopak matanya (ngarep!). Well, buku yang menarik hati, guys!
thecementedminds - kegetiran dalam rupa terindahnya, membius siapapun yang membaca kesembilan cerita dari Nadira.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar