Tampilkan postingan dengan label film. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label film. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 Juli 2010

Inception: Manipulasi Mimpi Nolan






















Pernahkah anda bermimpi secara utuh? Atau mungkin bisa mengingat secara detil setiap riak mimpi di benak, meski itu sebuah mimpi terburuk? Ataukah pernah merasuki sebuah mimpi yang sama dengan teman atau kerabat?

Well, film gress berjudul Inception, mempersembahkan sebuah tema tentang kerumitan sebuah mimpi yang bisa dimanipulasi oleh sekelompok para hacker spesialisasi mimpi. Semalam, saya bertekad untuk menonton film ini di sebuah mall dekat kantor, dan bersyukur mendapatkan satu tiket di baris E1, paling pojok namun berada di baris tengah, gladly. Dan selesai menontonnya, saya hanya bisa berkata, Inception adalah sebuah film tergila nan sistematis yang pernah saya tonton selama ini.

Disutradarai Cristopher Nolan, yang sukses dengan film Batman Dark Knight, Inception jelas bukan film aksi yang sederhana. Ide film ini bahkan sudah dirancang Nolan sejak 10 tahun lalu. Sekali meleng saja dari sebuah adegan, maka kita akan kehilangan jejak dari film ini. Tak heran saya berusaha membuka mata lebar-lebar ditengah hawa dingin ruangan, plus perut keroncongan.

Inception dibuka oleh sebuah tim kecil perasuk mimpi yang sedang berusaha mencuri sebuah memori atau ide dari seseorang. Dipimpin oleh Cobb yang dibintangi Leonardo di Caprio, dan rekannya Arthur, diperankan Joseph Gordon Levitt. Infiltrasi mereka ternyata telah disadari sang pemilik mimpi, dan ketegangan pun berlangsung dengan meriah. Pada akhirnya, sang pemilik mimpi yang juga seorang korporat dunia mengajak Cobb dan tim barunya, dimana Ellen Paige sebagai Adriane yang jago mendisain arsitektur wahana mimpi ikut serta, untuk menanamkan sebuah ide di benak lawan bisnisnya.

Nolan mendisain film ini dengan artistik. Ia memformulasikan infiltrasi pada sebuah mimpi dengan rapi dan filosofis. Mimpi diibaratkan sebuah labirin atau maze yang bisa didisain oleh siapapun, tentunya yang memiliki kemampuan seperti Cobb. Sebuah mimpi bahkan bisa didisain hingga tiga lapis, sederhananya jika kita bisa mengendalikan sebuah mimpi, maka kita bisa menciptakan sebuah mimpi lagi. Penanaman ide, bahkan pencurian ide dan memori bisa terjadi. Sebuah wilayah paling terdalam dari mimpi adalah limbo, dimana seseorang bisa terperangkap dalam mimpinya sendiri jika terjadi sesuatu yang buruk.

Beberapa review yang saya baca, Nolan memang dipuji berhasil menerjemahkan sebuah Inception sehingga begitu sempurna, sehingga Matrix tampak begitu biasa saja. Dan mungkin jika Sigmund Freud hidup saat ini, maka ia akan menjadikan salah satu buku wahidnya yang berjudul The Interpretation of Dream, menjadi sebuah buku yang ramah di kalangan awam. Rasanya saya pun akan mencari buku tersebut, demi memaknai wahana mimpi yang kerap buruk ketimbang indahnya. Inception telah mengugah saya, dengan keren sekali.

thecementedminds - memanipulasi mimpi siapapun yang menonton film ini dengan artistik dan sempurna, tiga lapis mimpi! Tegang nan seru! star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos

Minggu, 30 Mei 2010

Pertarungan Para Dewa, Maskulinnya Robin Longstride, hingga Pangeran Persia yang Tak Persia


Cukup lama tak mengisi blog ini, bukan berarti mulai kehilangan antusiasme untuk merangkai kata-kata. Lebih tepatnya...sedikit teralihkan oleh beberapa hal yang terjadi akhir-akhir ini. Pelatihan merangkai kata-kata pun hanya berkisar di status fesbuk atau ym, sebatas narsis konyol atau curhat yang tak semestinya kepada publik (lol). Yah, bisa disebut my days few weeks ago, was a bit boring and uninspiring, hanya berkelana ke berbagai fastfood dan mengawasi neraca keuangan yang dibuat teman saya demi mengopname kebocoran finansial akibat boros pada hal-hal yang tidak perlu.

I did go to the bookstore, tempat dimana saya selain cuci mata biar lebih fresh, juga meriset beberapa tema, dan untungnya bisa terobati oleh nonton bioskop! (selain sejuknya sour sally, tentunya hehehe)

Ada tiga film yang saya nikmati di bioskop yang terletak tak jauh dari lokasi kantor. Tiga-tiganya sama-sama film box office dan bertensi tinggi laiknya film maskulin dan action berlatar legenda dan mitos fiksi. Serba kolosal dan ciamik. Namun dengan kelemahan dan kelebihannya masing-masing.

Film pertama adalah The Clash of Titans. Hal yang bikin saya tertarik untuk menontonnya, salah satunya tentu kehadiran Sam Worthington, bintang laga baru yang sukses bermain di Terminator bersama Christian Bale. Termasuk pula plot cerita film ini yang mengangkat tema legenda mitologis Yunani. Bercerita tentang Persius, seorang anak gelap dari Dewa Zeus yang terseret pada kekisruhan politik penghambaan antara manusia dengan para dewa. Penuh spesial efek dan ketegangan khasnya film kolosal mitologis, film ini sebenarnya cukup memberikan impresi yang asyik kepada saya. Khususnya ketika terjadi pertempuran-pertempuran hebat dengan para monster-monster yang dilepaskan oleh para dewa yang marah pada pembangkangan manusia.


Clash of the Titans Pictures, Images and Photos

star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos


Namun kok terasa biasa saja yah? Ritme cerita film terasa cepat dan biasa saja, terlalu mudah ditebak dan tidak ada kejutan. Meski berdasarkan mitologi, namun seharusnya The Clash of Titans bisa menghadirkan elemen surprises. Setiap pertarungan hadir, bak bik buk, selesai begitu saja. Sebut saja pertempuran dengan Medusa. Yah, sudah begitu saja, selesai dan menang meski harus memakan korban.

Bahkan ketika ia berhadapan dengan lawan utama monster raksasa yang dilepaskan Hades, hanya sebentar saja dan tak ada perkelahian maha dashyat. Ia hanya mengangkat kepala Medusa dan alakazam! si monster itu langsung membatu ketika ia baru saja keluar dari air laut tanpa sama sekali mengeluarkan jurus penghancuran totalnya. Sedikit kecewa, memang.

Film berikutnya yang saya tonton adalah Robin Hood. Diperankan oleh Russel Crow, dibawah arahan Ridley Scott. Keduanya sama-sama meraih piala Oscar pada film Gladiator. Belum lagi si cantik aristokrat Cate Blanchette sebagai Marion. Penasaran seperti apa Robin Hood kala diperankan Russel Crow menjadi alasan utama saya harus segera membeli tiket film ini. Tentu sudah tahu, maskulin dan raut keras Russel Crow ketika di Gladiator, begitu heroik dan dramatis.


Robin Hood Pictures, Images and Photos

star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos


Plot film mengambil kisah Robin Hood sebelum menjadi musuh nomor satu kerajaan Inggris kala itu. Tema menarik, mengingat dalam beberapa literatur memang disebutkan Robin Hood adalah eks prajurit Perang Salib yang dipimpin oleh raja Richard the Lionheart. Kisah dimulai ketika Robin Hood yang memang terkenal jagoan panah di detasemen panah, mendapati rajanya tewas dalam sebuah pertempuran kecil untuk merebut sebuah kastil kecil, sebuah misi pengobat kekecewaan Richard setelah harus pulang akibat kalah oleh Saladin di Yerusalem.

Ia dan beberapa temannya pun memilih kembali ke tanah air, berpisah dari kesatuannya. Sialnya, ia menemukan pasukan ksatria yang harus mengantarkan mahkota raja ke tanah air, bergelimpangan akibat penyergapan. Mahkota itulah yang akhirnya mengantarkan Robin Hood yang seorang prajurit kecil, namun memiliki darah bangsawan, pada berbagai peristiwa seperti memimpin pasukan Inggris melawan pasukan invasi dari Perancis, menyamar sebagai anak bangsawan keluarga Loxley, hingga bertemu dengan Marion, perempuan yang akan jatuh hati padanya. Dan sampai ia dicap sebagai musuh kerajaan nomor satu oleh raja John yang keki dan benci dengan Robin Hood gara-gara kharismanya saat memimpin perang.

Film yang menyenangkan, i must say! Plotnya yang dibuat sedemikian rupa memang mengisyaratkan akan ada sekuel berikutnya dari Robin Hood. Tentu hal yang bikin penasaran apakah topi hijaunya akan dipakai Russel Crow, , selain itu tokoh sahabatnya yang berasal dari orang Moor (mantan prajurit muslim), apakah akan dihidupkan perannya?

Nah, film berikutnya yang baru saja semalam saya segera membeli tiket untuk menontonnya, Prince of Persia! Ini baru betul-betul film kolosal yang mengesankan. Jake Gylenhall berperan sebagai pangeran Dastan, yang terlibat dalam petualangan luarbiasa bersama seorang putri cantik, Tamina, dengan sebuah belati ajaib yang bisa membalikan waktu sesuai keinginan sang pemiliknya. Disutradarai oleh Jerry Bruckheimer bersama Disney Pictures, menjadi jaminan mutu spesial efek dan segala kedashyatan pertarungan di film ini.





















star Pictures, Images and Photos
star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos

Fakta spesial dari film Prince of Persia adalah diangkat dari sebuah gim legendaris bernama sama. Menurut teman saya yang tiba-tiba ketemuan di lobi bioskop (kasihannya dia nggak dapet tiket hihihi), Prince of Persia berasal dari game komputer jadul. Bagi mereka yang lahir di era akhir 1970-an, awal 1980-an, pasti ingat dengan komputer jadul yang masih memakai disket ukuran besar dong. Nah, gim komputer ini berasal dari era tersebut, bahkan grafisnya masih primitif banget, tak seperti permainan gim komputer saat ini yang sudah high-end.

Sementara itu, sepanjang film saya dibikin begitu terkesan dengan cerita dan efek filmnya, dimana ciri-ciri saya terkesan dengan sebuah film ketika mengepalkan tangan dan bicara sendiri ketika ada sebuah adegan seru hahahaha. Hanya saja sedikit aneh ketika sebuah film yang mengangkat tentang pangeran dari Persia, kok para pemerannya mayoritas berwajah kulit putih sekali yah? Tapi yah namanya juga film aksi dari sebuah gim komputer. Beruntung tak ada azan berkumandang di film, itu akan sangat membingungkan siapapun terhadap film ini hahaha (sementara pada peta saat intro, terlihat peta wilayah kekhalifahan Abbasiyah, berarti seharusnya berada pada era khalifah Islam di Persia?) Ahh... pusing amat, film ini sudah keren sekali dan memuaskan hari-hari saya selama weekend panjang kemarin!

Minggu, 28 Maret 2010

How to Train Your Dragon, Menyenangkan!

How to Train Your Dragon movie Pictures, Images and Photos

Loveable!!! Itulah yang saya rasakan dari film animasi berjudul How to Train Your Dragon, yang mana sedang wara-wiri di bioskop. Mungkin bagi yang sudah menonton film ini bisa jadi merasakan hal yang sama dengan saya. Pheww, i totally freakin amazed and thrilled when i watched this movie, yesterday. Kisah petualangan seorang bocah kurus di sebuah kampung Viking bernama Berg yang mengandalkan otot dan nyali gede, yang diam-diam bersahabat dengan seekor naga Night Fury. Wow, guys, it really kills me!

So, secara ringkas, film ini menampilkan keberanian Hiccup, anak pemimpin kampung Viking yang kerap diragukan sebagai seorang calon penerus bapaknya yang kekar besar, dan berjanggut luar biasa lebatnya. Berusaha menunjukkan kepada semua orang bahwa ia bisa berbuat sesuatu, Hiccup pun berhasil menangkap seekor naga misterius berjenis Night Fury (kalau dipikir-pikir kok kayak siluman pesawat bomber stealth 117 US, kalong ama campuran naga yah hahaha).

Namun Hiccup malah menjalin sebuah persahabatan dengan si naga. Bahkan ia bisa memahami betapa naga tidaklah jahat seperti orang pikir. Mereka bahkan bisa menjadi seperti binatang peliharaan yang lucu dan bisa dipercaya. Hanya saja, orang Viking terlanjur menganggap mereka sebagai hama ternak di kampung Berg. hahaha i really laughed with this, a dragon? lol

Hiccup justru berhasil membuka mata orang-orang di kampungnya bahwa naga-naga tak lah jahat. Meski bapaknya sempat sangat kecewa ketika mengetahui Hiccup malah mencintai naga ketimbang bertarung bersamanya membasmi sarang naga. Sampai akhirnya, Hiccup bertarung melawan biang keladi kenapa para naga kerap mencuri ternak-ternak di kampungnya, yakni seekor naga super gede, mirip-mirip Godzilla, dengan nafas api super gede pula.

Bertarunglah mereka, dan akhirnya Hiccup bisa mengalahkan si naga buas tadi, bersama para teman-teman kecilnya yang sempat meragukannya. Penuh ketegangan dan sarat aksi yang bikin hati terasa senang sekali. Selain itu film ini begitu kocak, santai, dan ringan, namun tak kedodoran atau terlihat sederhana. Ini baru animasi, coba kalau diperankan dengan aktor asli, wah bakal lebih gila lagi.

Pastinya nih film bikin saya betul-betul merasa senang dan fresh after a week of sorrow, meski...tiket karcis parkir hilang dan kudu bayar denda 15ribu. Tapi!? Saya tak sampai harus berkesal hati, karena film ini really successfully made my day!!

thecementedminds - Hilariously funny, empat jempol!!star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos

Oh, buku How to Train Your Dragon sudah pernah diterbitkan oleh Mizan, dan kini telah dirilis kembali, so, segeralah berburu di toko buku terdekat, guys!

Minggu, 14 Maret 2010

500 Days of Summer

500 days of summer Pictures, Images and Photos

I bet some of us, has watch this movie, a story of love (not a love story) between a boy and a girl. Starred by the gorgeously beautiful Zooey Deschannel and Joseph Gordon Levitt. Zooey tentu dah tahulah, lagi naik daun dengan aksinya di beberapa film, salah satunya yang sempat saya tonton seperti Yes Man, bareng Jim Carrey. Sementara Joseph Levitt, hemm, penah melihat aksinya di sebuah film bertema gay, Mysterious Skin yang memiliki banyak adegan yang betul-betul mengganggu batin saya, tetapi dengan segudang soundtracks band-band shoegaze dan noisepop yang luarbiasa keren!

Well, talkin about 500 Days of Summer, i do love the movie. Pertama, karena beberapa teman telah membisiki saya bahwa lagu-lagu The Smiths banyak nongol di film ini. (Sudah tentu akan saya tonton lah he he) Kedua, hadirnya Zooey - Summer dan Levitt -Tom di film ini, penasaran seperti apa akting dan peran mereka berdua, terutama si Levitt karena di film lawasnya itu, tak mendapat pujian para kritikus.

So, dari pertama film ini menampilkan hari-hari Tom yang menemukan the girl of his dreams, yakni Summer, gara-gara sebuah lagu The Smiths. Hemm..kinda familiar to me :P Mereka berdua menikmati hari-hari indah, sebuah pasangan yang tampak sempurna. Mereka menyukai hal-hal yang sama, membenci hal-hal yang tidak mereka sukai pada pasangannya. Namun tetap saja kebencian itu selalu menjadi bumbu yang begitu manis.

Days goes by, dan hubungan itu tak selamanya terlihat indah. Klimaks dari salah satu pasangan. Perasaan mulai memudar, sementara yang satu tak menyadarinya, atau mungkin berusaha tidak berpikir buruk dan yakin segalanya bisa diperbaiki. Dan, korbannya, Tom, menyadari bahwa gadis impiannya yang dicintainya telah berubah menjadi Summer yang dingin..tidak sehangat musim panas yang selalu menghangati kamar tidurnya.

Well, i'm not good for reviewing this movie, tetapi sebagai penonton biasa hanya bisa mengurut hati, melihat nestapanya si Tom. Betapa angan-angan dan mimpi-mimpi indahnya remuk, bahkan tak berbentuk sama sekali ketika Summer menghilang dari hari-harinya. That's heavy, man.. ha ha ha Entah kenapa, film ini bisa sangat mengganggu setiap orang yang pernah mengalami situasi seperti Tom, atau mungkin pernah menjadi seorang seperti Summer.

Tetapi setiap film selalu ada makna dan pesan. Kalau yang saya tangkap sih, always manages your relationship all the time, with your partner. Don't let it slipped away. Itu yang sepertinya yang terjadi pada Tom, he failed to reach and manage Summer's heart. Yah, dari awal Summer telah wanta-wanti kalau dirinya tidak ingin hubungannya dengan Tom terlalu dilihat sangat 'serius', yakni beranjak ke pelaminan. Just let it flow and see what happen ahead.

Sementara itu saya terasa semakin getir melihat nestapa Tom. Termasuk ketika ia berpisah baik-baik dengan Summer yang telah dipinang seseorang. Akhirnya ia pun bisa memaknai sikap Summer kepadanya dengan lebih baik dan dewasa. Well, that's life, i guess. Love bitterness sometimes could be so refreshing and inspiring, when we realised that its just a scene of life, and we just have to move on..gentle and kind of way.

thecementedminds - Getir dan nelangsa, namun memikat. Tontonan yang baik dan wajib ditonton bagi setiap pasangan, terutama yang lagi pacaran ha ha ha star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos